Pages

23/07/10

Sebuah trend , kerusakan atau (maaf) kebodohan

Mungkin kata alay sudah tidak asing di telinga kita. Bahkan kita sering bicara atau ngomongin tentang alay. Alay dapat didefinisikan dengan bermacam-mcam arti. Ada yang menyebut alay itu Anak LAYangan, Anak keLAYapan, Anak LebAY atau apalah. Disebut anak layangan mungkin karena mereka yang rambutnya merah gara-gara keseringan main layangan. Dari mana alay itu? Pasti tidak sedikit dari kita yang tidak tahu. Menurut beberapa link di internet banyak yang bilang kalau alay mulai ngetrend sejak beberapa tahun yang lalu, so pasti ini bukan hal baru bagi dunia ini.

Alay bisa juga didefinisikan sebagai seorang anak yang terlalu melebih – lebihkan. Mereka membesar-besarkan hal yang kecil agar terlihat wah. Mulai dari update status mereka yang sebenarnya lagi makan di warteg, tetapi di status mereka lagi makan di restoran ternama (bohong banget kan?). Para alayers juga terkadang membuat para orang-orang sekitar terganggu dengan keberadaannya. Mereka bertindak sok cool, sok cantik, sok berduit,dll. Begitu juga dengan penampilan mereka yang bisa di bilang saltum, maunya gaya tapi malah jadi aneh. Yang ingin niru artis inilah, please Just be your self guys! Jadi diri kita sendiri itu uda cukup ga usah meniru gaya orang lain.

Ada juga yang bilang kalau alay adalah seorang/sekelompok anak yang suka foto-foto dengan pose dua jari tangan di dekat kepala (seperti posisi hormat) lalu mengambil fotonya dari atas. Dengan wajah yang di imutin atau juga memakai pakaian yang kurang sopan. Apakah dengan pose foto dan baju tersebut dapat dijadikan sebagai mode yang lagi booming? Jawabannya tidak. Dengan perilaku tersebut akan merusak seorang anak, contohnya saja kasus Facebook. Banyak remaja perempuan yang diculik lewat situs pertemanan ini, kalau dilihat dari siaran berita kebanyakan mereka yang diculik adalah para remaja yang foto di facebooknay senonoh.

Paling parah lagi adalah kalu mereka sudah yang namanya menulis sms , update status , wtw.an ataupun ngtweet selalu saja dengan tulisan yang kurang bisa dipahami dan hanya beberapa orang saja yang bisa membaca tulisan tersebut. Contohnya 9u3h L@gY hEpPi BaNgEtZz lUocHh , baca tulisan seperti itu pasti membutuhkan waktu lama untuk mencerna tulisan tersebut. Padahal kita bisa nulis “aku senang banget” uda gitu saja kan sudah cukup. Selain itu yang bikin mata pegal + pusing adalah tulisan merka yang besar kecil pake angka dan simbol pula. Masa’ sudah bisa nulis, lulus beberapa tingkatan sekolah belum bisa menulis dengan baik dan benar. Apa mereka ingin ditertawakan oleh anak di bawah umur mereka (TK). Contohnya lagi aKkYUwH laGy dI hUoMz . ? . ? ?/?/ ( aku lagi di rumah. ) apakah mereka tidak bisa menulis benar, kalimat itu adalah kalimat statement kenpa harus diakhiri dengan tanda tanya. Inilah yang bisa disebut dengan (maaf) kerusakan, padahal kita sebagai seorang yang terpelajar bisa mempraktekan dan menjaga bahasa indonesia dengan tidak mengubah tulisan yang ada dengan tulisan yang aneh. Kita semua tidak mau indonesia hancur karena masalah sepele, seperti menulis. Kita harus menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan sesuai dengan aturan. Boleh saja kita berkreatifitas tetapi jangan parah dan merusak.

Perlu diakui tidak sedikit dari kita yang mantan alay. Beberapa dari kita mungkin dulu menulis sms dengan huruf besar kecil atau pose foto kita yang ngambil dari atas dan sebagainnya. Alay juga manusia. Sebaiknya kita tidak terlalu menghina dam meremehkan dengan keberadaan para alayers. Mereka juga seperti kita. Keberadaan mereka juga bisa menghibur kita dengan tulisan rumit terkadang membuat kita tertawa, meskipun banyak yang tidak suka dengan kehadiran para alay. Mereka bersifat seperti itu karena mereka tidak sadar bahwa mereka termasuk para alay.

Alay atau tidak itu sudah hak mereka. Kita tidak berhak untuk melarang tapi kita harus menghargai mereka. Karena mereka juga sama seperti kita. Dan setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda. Antara satu individu dengan yang lain tidaklah sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Template by BloggerCandy.com